Sejarah Terbentuknya Band Deep Purple
Dipimpin oleh gitaris Ritchie Blackmore dan keyboardist Jon Lord, Deep
Purple menggunakan unsur psychedelia dan classical dalam musik gaya
bar-band mereka. Mereka memikat dunia dengan album berpengaruh Deep
Purple in Rock, yang dipandang sebagai pelopor hard rock progresif. Dan
di Fireball, mereka meningkatkan volume dan dengan Machine Head,
mereka menaklukan dunia hard rock dan menantang Led Zeppelin dalam hal
popularitas.
Deep Purple dibentuk tahun 1968 oleh Ritchie Blackmore pada gitar, Jon
Lord pada organ Hammond, Rod Evans pada vokal, Nick Simper pada bass
dan Ian Paice pada drum. Band meraih kesuksesan besar dengan men-cover
"Hush" dari Joe South, yang muncul dalam album debut Shades of Deep
Purple. Band mendapat pesanan untuk mendukung Cream dalam Goodbye Tour,
namun segera diberhentikan karena mendapatkan sambutan luar biasa yang
mengancam band utama. Tahun 1969, dua album sukses dirilis yakni The
Book of Taliesyn dan Deep Purple, yang terdapat beberapa track yang
diiringi symphony orchestra.
Setelah tiga album dan tur intensif di AS, Ian Gillan menggantikan Rod
Evans dan Roger Glover menggantikan Nick Simper. Pergantian ini
membentukan line-up Deep Purple yang paling beresensi. Begitu dibentuk,
line-up baru ini membuat album live monumental Concerto for Group and
Orchestra, komposisi tiga bagian yang ditulis Jon Lord dan dimainkan
bersama London Philharmonic Orchestra di Royal Albert Hall. Bersama
Five Bridges dari The Nice, Concerto tergolong kolaborasi awal antara
band rock dengan orkestra.
Setelah album orkestra, Deep Purple membuat album berpengaruh, Deep
Purple in Rock, yang dianggap sebagai musik hard rock progressive.
Setelah itu mereka rilis Fireball dan Machine Head, album terkenal yang
membawakan mereka ke puncak ketenaran dunia. Beberapa bulan kemudian,
rekaman konser 2 pertunjukan mereka di Osaka dirilis dengan judul Made
in Japan, sebuah album ganda live yang merupakan salah satu album
live terbaik hingga hari ini. Line-up klasik ini juga menghasilkan Who
Do We Think We Are, album yang menampilkan hit “Woman from Tokyo”.
Dengan ketenaran luar biasa yang dicapai, ketidak cocokan pun terjadi.
Ian Gillan dan Roger Glover berpisah dengan Deep Purple dan posisi
mereka diganti penyanyi baru David Coverdale dan bassist/vokalis Glenn
Hughes dari Trapeze. Line-up ini membuahkan album heavy blues rock
Burn, salah satu album tersukses Deep Purple. Hughes dan Coverdale
menambahkan elemen R&B/soul kedalam musik band yang sangat terasa
dalam album berikutnya Stormbringer. Ritchie Blackmore tidak menyukai
sound ini dan meninggalkan Deep Purple untuk membentukkan Rainbow.
Dengan kepergian Blackmore, Deep Purple membuka lowongan besar yang
kemudian diisi Tommy Bolin, gitaris Amerika yang sudah pernah bergabung
dengan Zephyr, James Gang dan Billy Cobham. Penggabungan Bolin
kelihatan ideal, akan tetapi album terbitan tahun 1975, Come Taste the
Band, gagal. Album ini tidak disukai peggemar lama dan tidak sanggup
menarik penggemar baru, dikarenakan sound yang agak jauh dari sound
orisinil Deep Purple. Bolin ternyata belum siap mengisi sepatu besar
Blackmore sehingga mendapatkan ejekan dari audiens dalam beberapa
pertunjukan yang permainannya tidak stabil. Kecanduan dirinya atas
heroin juga memperparah keadaan dan setelah tur traumatis Come Taste
the Band, band bubar. Tidak lama setelah itu, Tommy Bolin meninggal
dunia akibat overdosis heroin dalam perjalanan tur mendukung Jeff Beck.
Selanjutnya, beberapa anggota Deep Purple cukup berhasil dalam karir
pribadi melalui band masing-masing antara lain Rainbow, Whitesnake dan
Gillan. Sementara itu, sering ada upaya promotor untuk membentukkan
kembali Deep Purple, terutama dengan kembalinya pasar hard rock pada
dekade 1980an.
Deep Purple resmi dibentuk kembali pada April 1984. Pernyataan
pembentukan kembali dilontarkan The Friday Rock Show BBC, bahwa line-up
klasik awal 70an yang terdiri dari Blackmore, Gillan, Glover, Lord dan
Paice telah dibentuk kembali dan mulai merekam materi baru. Band
menandatangani kontrak dengan Polydor di Eropa dan Mercury di Amerika.
Oktober 1984, Perfect Stranger dirilis dan didukung tur dari New
Zealand sampai ke Eropa. Tur berjalan sukses dan sewaktu kembali ke
Inggris, mereka bermain satu malam di Knebworth dengan dukungan
Scorpions didepan 80.000 audiens.
Tahun 1987, line-up ini kembali membuat album The House of Blue Light
dan mengadakan tur meskipun penjualan agak menurun. Beberapa show
direkam untuk album live Nobody’s Perfect tahun 1988. Dan ditahun yang
sama di UK, mereka rilis versi baru “Hush” untuk merayakan 20 tahun
terbentuknya Deep Purple. Tahun 1989, Ian Gillan dipecat akibat
ketidak-akuran dengan Ritchie Blackmore dan posisinya diganti bekas
vokalis Rainbow Joe Lynn Turner. Line-up ini menghasilkan album Slaves
and Masters dan sebuah tur.
Namun setelah tur, Turner dipecat dari band berhubung Jon Lord, Ian
Paice dan Roger Glover menginginkan Ian Gillan kembali. Blackmore
mengalah dan line-up klasik ini dibentuk kembali dan membuat The Battle
Rages On pada tahun 1993. Selama tur Eropa musim gugur 1993 yang
sukses, ketegangan antara Gillan dan Blackmore kembali muncul dan kali
ini Blackmore yang hengkang. Band mengajak Joe Satriani untuk memenuhi
show Desember di Jepang. Satriani bergabung hingga tur Eropa 1994
selesai dan sewaktu diajak untuk menetap di Deep Purple, dia menolak
karena ingin meneruskan karir solo. Band kemudian mendapatkan Steve
Morse, gitaris Dixie Dregs, untuk menjadi pengganti Blackmore yang
permanen.
Line-up ini menikmati kesuksesan selama dekade 1990an dan menghasilkan
album yang disambut hangat kritikus yakni Purpendicular (1996) dan
Abandon (1998). Tahun 1999, Jon Lord, dengan bantuan seorang penggemar,
menciptakan kembali Concerto for Group and Orchestra dan
diselenggarakan kembali di Royal Albert Hall pada September 1999 dengan
The London Symphony Orchestra. Konser mencakup karya dari karir solo
setiap anggota maupun Deep Purple dan direkam dalam album In Concert
with the London Symphony Orchestra tahun 2000. Beberapa tahun
seterusnya, band menghabiskan waktu dalam perjalanan tur yang tiada
hentinya hingga tahun 2002, sewaktu anggota pendiri Jon Lord (Jon Lord
dan Ian Paice merupakan dua anggota yang menetap disetiap inkarnasi
Deep Purple) menyatakan pengunduran diri dari Deep Purple untuk
menjalankan proyek orkes pribadinya. Keyboardist veteran Don Airey, eks
Rainbow dan Whitesnake, yang pernah membantu Deep Purple sewaktu Lord
terluka tahun 2001, diajak bergabung. Tahun berikutnya, Deep Purple
rilis album studio pertama dalam lima tahun terakhir, Bananas, dan
mengadakan tur. Oktober 2005, 37 tahun setelah pembentukan Deep Purple,
mereka rilis sebuah album yang progressive dan eksperimental, Rapture
of the Deep, yang dianggap sebagai album terkuat sejak Purpendicular.
Peluncuran album diikuti tur dunia.
Meskipun sering diasosiasikan dengan heavy metal, Deep Purple tidak
pernah merasa diri sebagai band heavy metal. Akan tetapi, banyak band
heavy metal menyatakan dipengaruhi Deep Purple. Deep Purple sering
mengganti line-up dan merubah gaya main, namun kecanggihan permainan
dengan line-up pemain handal tetap dipertahankan. Beberapa inkarnasi
Deep Purple memberikan aspek jazz dan classical ke musik rock gaya
mereka dengan menggunakan lagu sebagai sarana untuk memperpanjang solo
instrumental.
Sampai hari ini, Deep Purple dengan mantap terus berkarya dalam studio
dan melakukan tur keliling dunia sebagai salah satu band yang paling
bertahan lama dalam sejarah rock.
Berbagai line-up dalam sejarah Deep Purple ditandai oleh band dan
penggemar dengan serangkaian Mark contohnya Mark I, Mark II dan
seterusnya. Mark VI dikosongkan karena era tersebut merupakan era
sementara Joe Satriani mengisi posisi Ritchie Blackmore selama tur 1994
namun tidak menghasilkan album.
No comments:
Post a Comment